rumus baxter pada luka bakar
Manghitung cairan pada luka bakar
Definisi singkat luka bakar
Luka bakar adalah cedera akibat tindakan yang bersifat paksa. Dampak cedera yang terjadi tidak terbatas pada jaringan kulit saja, tapi juga organ-organ lain. Faktor terjadinya luka paksa secara teknis ini yaitu karena kontak dengan api, air panas, listrik, hingga radiasi bahan kimia, dll. Luka bakar adalah kondisi terputusnya keutuhan kulit atau mukosa akibat trauma dari api, air panas, uap logam, panas, bahan kimia, listrik atau radiasi.
Salah satu kebutuhan mendasar dari tubuh manusia adalah mempertahankan tingkat asupan cairan yang memadai. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan ini dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme tubuh, karena cairan memainkan peran penting dalam komposisi tubuh. Faktanya, cairan membentuk hampir 60% komposisi tubuh manusia, dalam bentuk ion serta zat lainnya.
Manajemen cairan yang tepat sangat penting dalam menangani gangguan cairan dan elektrolit yang disebabkan oleh kondisi seperti diare, peritonitis, perdarahan hebat, dan luka bakar.
Pentingya Resusitasi cairan pada luka bakar
Luka bakar dimana luasnya lebih dari sepertiga TBSA (Total Body Surface Area) dapat menyebabkan kerusakan parah pada fungsi kardiovaskular yang disebut syok. Efek sistemik dari luka bakar meliputi penurunan volume intravaskular, peningkatan resistensi pembuluh darah, penurunan curah jantung, asidosis iskemik dan metabolik.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami luka bakar, penting untuk diketahui bahwa resusitasi cairan adalah perawatan yang sangat penting. Proses ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut, serta mempercepat penyembuhan. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis, bertanya tentang resusitasi cairan sebagai pilihan pengobatan.
Resusitasi cairan adalah perawatan medis yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi keseluruhan organ vital dalam tubuh dan mengatasi timbulnya inflamasi sistemik dan hipovolemia, yang mengacu pada penurunan volume darah yang beredar. Perawatan ini biasanya diberikan dalam 24-48 jam pertama setelah terjadinya hipovolemia. Dalam proses ini, cairan intravaskular dan ekstravaskular diisi ulang untuk menstabilkan kondisi pasien serta mencegah kerusakan lebih lanjut pada organ.
Metode "rule of nine".
Penting untuk menentukan tingkat luka bakar dengan menggunakan metode "rule of nine". Hal ini membantu memperkirakan tingkat keparahan, prognosis, dan perawatan yang dibutuhkan pasien. Dengan menentukan luas dan kedalaman luka bakar, dapat tentukan pengaturan perawatan yang tepat.
Menentukan luas luka bakar
Dengan menggunakan metode rules of nine untuk menentukan presentase luas permukaan tubuh yang mengalami cedera luka bakar.
Kepala : 9%
Extremitas atas kanan : 9%,
Extremitas atas kiri : 9%
Torso (dada sampai perut dan punggung sampai pinggang) : 36%
Perineum : 1%
Extremitas bawah kanan : 18%
Extremitas bawah kiri : 18%
Total : 100%
Dalam pemberian terapi cairan pada korban luka bakar sebaiknya diupayakan secara maksimal, karenanya diperlukan metode kalkulasi pemenuhan kebutuhan cairan dengan rumus Baxter/Parkland. Dengan formula ini, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui presentase luas area luka bakar dengan teknik rule of nine.
Rumus Baxter: 4 ml x kg BB x luas luka bakar
Berikut ini menguraikan kebutuhan cairan untuk pasien dalam jangka waktu 24 jam, yang dihitung dengan menggunakan rumus Baxter.
Contoh Soal pada pasien luka bakar
Seorang pria usia 19th bernama Tn.X tiba di IGD. kondisinya terdapt luka bakar karna tersiram air panas. Luka bakar tersebut menutupi 25% area tubuh. Blood pressure 110/70 mmHg, heart rate 101 X/menit, respirasi rate 25 X/menit. Berat badan Tn.X 40 kilogram, tinggi badan 162 cm.
Maka kebutuhan cairan yang diperlukan Tn.X selama 24 jam dengan Rumus Baxter :
4 ml x 40 x 25% = 4000 ml.
Selama 8 jam pertama, diberikan 50% dari total kebutuhan cairan, yang dalam hal ini setara dengan 2.000 ml. Sisa 50% diberikan dalam 16 jam berikutnya, dengan 25% diberikan dalam 8 jam kedua dan 25% sisanya diberikan dalam 8 jam ketiga.
Derajat luka bakar
1. Derajat I
Kelihatan merah, sedikit menonjol dari kulit biasa disekitarnya, kulit mengering, amat nyeri biasanya diikuti rasa " menyengat ". Kerusakan jaringan yang terjadi hanya pada bagian epidermis, waktu penyembuhan ± 5 hari setelh itu akan terlihat penampilan jaringan kembali normal.
2. Derajat II
Derajat IIa: Kerusakan sebagian jaringan epidermis, dengan folikel rambut dan kelenjar keringat yang tetap baik. Namun terdapat gejala nyeri, disertai warna lesi merah atau kuning, lecet, luka basah, waktu penyembuhan ± 7 - 14 hari.
Derajat IIb: Kerusakan jaringan hingga epidermis, namun hanya kelenjar keringat yang masih tetap terjaga. Tanda-tanda klinikal hampir sama dengan derajat IIa, waktu penyembuhan ± 14 - 21 hari. ketika sembuah penampilan kulit terlihat pucat, mengkilat, biasanya timbul cikatriks / hipertropi.
3. Derajat III
Kerusakan jaringan yang meluas ke semua bagian epidermis dan dermis. Kulit terlihat pucat, abu-abu gelap atau hitam, muncul retakan atau kulit terlihat mengelupas, avaskular, timbul gambaran trombosis vena, tidak ada rasa nyeri. Masa pemulihan >21 hari, Ketika sembuah akan timbul cikatriks dan hipertrofi.
Perawatan luka bakar
Terdapat dua jenis perawatan luka selama dirawat di bangsal yaitu:
Perawatan luka primer dan perawatan luka sekunder. Perawatan luka primer dilakukan dengan membersihkan luka dan menutupnya dengan perban steril atau plester untuk mencegah infeksi.
Perawatan luka primer adalah aspek penting dari perawatan kesehatan yang melibatkan perawatan awal dan manajemen luka. Sangatlah penting untuk memberikan perawatan yang tepat pada luka untuk mencegah infeksi serta mempercepat penyembuhan.
Langkah pertama dalam perawatan luka primer adalah membersihkan luka secara menyeluruh dengan sabun lembut dan air untuk menghilangkan kotoran atau bakteri. Setelah dibersihkan, penting untuk mengoleskan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Selanjutnya, luka harus ditutup dengan balutan steril untuk melindunginya dari kontaminasi lebih lanjut. dan mempercepat penyembuhan. Penting untuk mengganti balutan secara teratur dan memantau luka untuk tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, bengkak, atau nanah.
Secara keseluruhan, perawatan luka primer memainkan peran penting dalam proses penyembuhan dan dapat membantu mencegah komplikasi. Dengan mengikuti teknik perawatan luka yang tepat, seseorang dapat memastikan bahwa luka mereka sembuh dengan baik dan cepat.
Sedangkan perawatan luka sekunder melibatkan proses penyembuhan yang lebih kompleks seperti pembersihan luka yang lebih dalam, penggunaan obat-obatan topikal, dan perawatan khusus sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam kedua jenis perawatan luka ini, penting untuk memastikan kebersihan dan keamanan luka agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan baik.
Prosedur tindakan perawatan luka pada pasien luka bakar antara lain :
- Prosedur perawatan luka untuk pasien luka bakar meliputi:
- Mencuci/membersihkan luka dengan cairan Savlon 1% , mencukur rambut yang ada di area luka bakar seperti di wajah, ketiak, kemaluan, dll.
- Lakukan nekrotomi pada jaringan yang mengalami nekrosis
- Lakukan eskartomi jika luka bakar berbentuk lingkaran dan eschar menekan pembuluh darah. Eskartomi dikerjakan oleh dokter
- Bula (lepuh) dipertahankan sampai hari ke-5 pasca luka bakar, pengecualian jika luka bakar di area persendian/gerakan, bula dapat dipecahkan dengan jarum suntik steril, selanjutnya dilakukan nekrotomi.
- Jika mungkin mandikan pasien setiap hari
- Jika terdapat banyak pus, basuh dengan larutan betadine 2%.
- Perhatikan kondisi umum pasien saat merawat luka
- Bilas larutan Savlon 1% dan NaCl 0,9%.
- Keringkan dengan kain kasa steril
- Oleskan salep silver sulfadiazine (SSD) denagan ketebalan 0,5 cm ke semua area luka bakar (kecuali wajah jika luka bakarnya dalam [derajat ketiga]. Jka luka bakarnya pada wajah derajat I/II, gunakan salep antibiotik)
- Kemudian tutup dengan kain kasa steril (perawatan tertutup atau biarkan terbuka.